by http://M-wrc Wanahayu

Senin, 14 Maret 2011

jual murah Blok Silinder Yamaha Mio Khusus Stroke-Up, Dijual Rp 1,1 Juta

Yamaha Mio kurang ngebut? Mau bore-up sekaligus stroke-up? Nah, buat yang berniat mengkombinasikan diameter piston yang lebih besar dan stroke yang lebih panjang, kini enggak perlu repot lagi.

pasalnnya, saya mau jual blok silinder dengan diameter boring yang sudah bengkak. Sekaligus lebih panjang dari blok standar, jadi cocok untuk yang berniat untuk stroke-up.

ukuran diameter boring, ada yang 62mm,
Blok standar Yamaha Mio hanya 72mm, sedang yang ini mencapai 80mm. Umumnya, langkah stroke-up dibarengi dengan penambahan paking alumunium tebal, dengan blok ini tidak perlu lagi repot menambah paking.   

                                                                                          Bandingkan panjangnya dengan blok standar Yamaha Mio (standar: kiri)

Rabu, 02 Maret 2011

Modif drag Yamaha Mio 2008, Hasil Studi Thailand



Hasil studi di Thailand, salah satunya yaitu pemilihan piston. Tidak perlu lagi mengandalkan bore alias piston atau seher besar. Tapi, cukup tiru piston yang banyak digunakan oleh tuner Thailand buat pacuan FFA.

Piston yang dipakai merek LHK diameter 66 mm, coba diandalkan Ismail Harjono, tunner Harmoni Monster Skutik (HMS) asal Solo, Jawa Tengah. Itu hasil belajar tahun lalu ke Thailand, sekalian balapan dengan matik drag sana.

Hasilnya tidak percuma memang. Ismail mampu menghantar Yamaha Mio yang dipacu Rico Boncel ini bertengger di podium terhormat gelaran TDR YSS Comet DID Drag Bike Championship 2011 di Semarang, Minggu lalu.

Trek lurus Sirkuit Tawang Mas, Semarang jadi saksi kehebatan Mio yang sejak penyisihan bertengger terus di 3 besar. “Waktu ke Thailand banyak ngobrol dengan mekanik sana. Coba saya terapkan di motor ini,” ungkap Ismail.

Sebelumnya, Ismail pilih bermain dengan piston 70 mm buat mengejar kapasitas besar. Piston ini memiliki tipe layaknya piston pacuan Special Engine (SE). Bagian bawah piston lebih pendek. Jadi, tidak seperti piston Honda Tiger atau Yamaha Scorpio yang tergolong panjang.

Malah aplikasi bore ini, katanya terjadi banyak perubahan. Yaitu, dari power yang diinginkan. Jika sebelumnya power teriak dan seoalah kehabisan nafas di jarak 30 meter sebelum finish, kini tidak lagi.

Teriaknya mesin, kini bisa melewati garis finish. “Ketika pakai piston 66 mm, sampai finish masih ada sisa power. Ini sebenarnya yang jadi karakter buat matik,” beber Gembor panggilan karibnya.

Pakai piston besar sebenarnya bisa saja mengakali power. Tapi, power bawah berantakan karena kelewat liar. Buat mengejar kapasitas maksimal, piston 66 mm ini dikombinasi dengan panjang stroke 86 mm. Stroke ini hasil dari kruk as bawaan dari Thailand juga. Yup! Sudah terima jadi!

Dengan penggantian setang seher yang memiliki pen kruk as lebih kecil, otomatis big end bisa digeser lebih jauh lagi. Dengan begitu, total isi silinder yang diaplikasi di Mio kelir kinclong ini, menjadi 295 cc. Menurut tunner 32 tahun ini lagi, kapasitas itu sudah dirasa cukup!

Ke Thailand lagi?

Lebih Besar Exhaust

Menemani isi silinder yang membengkak, klep andalkan 34 mm (in) dan 30 mm (ex). Klep sendiri mengambil dari milik mobil. Lalu diameter dibuat ulang sesuai kebutuhan.

Guna mengatur naik kapan buka-tutup klep, noken as dari mobil Honda Estilo diaplikasi. Durasi dibuat ulang menjadi 275º (in) dan 280º (ex). Kalau dihitung diameter tiap bumbungan, 18,3 mm (in) dan 18,4 mm (ex).

Tapi anehnya, kok durasi dibuat lebih besar exhaust ya? “Memang seharusnya lebih besar ini. Tapi ini saya lakukan untuk mengejar kompresi rendah. Jadi, power bawahnya tidak terlalu galak,” jelas Gembor sembari bilang sudah terapkan kompresi 15,2 : 1. Perbandingan rasio 18/39 mata dipakai agar hantaran power sesuai keinginan. Yup!

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Pelek : TDR
Sok belakang : YSS
CDI : Yamaha Fino

Sabtu, 26 Februari 2011

Drag Bike Tasikmalaya Pertama Digelar Diserbu 350 Starter




Ajang balap road race memang sering digelar di Tasikmalaya, namun tidak demikian dengan  drag bike.  Maka tak heran bila Day Battle Pertamina Enduro KYT Drag Bike Championship 2011 yang dilangsungkan di lapangan udara Wiriadinata diserbu peserta. Terlebih event ini jadi kejuaraan drag bike pertama yang terselenggara di Tasikmalaya (26/2).

Sebanyak 350-an starter  ikutan di ajang ini. "Bila melihat dari lokasi penyelenggaraan yang bukan pada kota yang jadi kantong-kantong penggemar drag bike, jumlah starter yang ikut termasuk banyak," kata Martin Hidayat dari IMI Jabar.

Enggak hanya peserta dari Jabar saja yang ada di areal paddock, beberapa tim balap ada yang datang dari Jakarta, Jateng dan Jatim. Lomba yang digelar Trendypromo Mandira ini akan dilangsungkan besok (27/2) dari pagi hingga sore hari.

Test Paket Bore Up 130 cc BeAT dan Scoopy



 Lengkap blok, piston, ring, pin, klip dan paking. Lebih bagus pake knalpot racing
Paket bore up untuk skubek Honda BeAT dan Scoopy masih jarang. Yang baru saja nongol keluaran Kawahara. Lengkap termasuk blok, piston, ring, klip dan paking.

Piston yang digunakan punya diameter 54,5 mm. Bisa dipakai harian dan balap resmi. “Karena kapasitas silinder 128,2 cc. Tidak melanggar regulasi,” jelas Coki Liga Siswanto, bos Kawahara.

Bentuk piston racing. Enaknya kompresi bisa dipilih. Jika pakai 1 paking blok silinder rasio kompresi 13,5 : 1 cocok untuk balap. Kalau paking blok dipasang 2 lembar 12,21 : 1, bisa untuk harian.

Lebih pasti enaknya diuji yuk. Menggunakan BeAT 2008 yang power awalnya hanya 7,26 dk. Dipasang paket bore up dengan paking blok dua lembar. Karena untuk harian. Semua serba standar. Knalpot, kem, lubang porting dan CDI asli pabrik hanya bore up 128,2 cc. Power mencapai 8,52 dk.

Coba pasang CDI Racing BRT Dual Band. “Dari hasil pengetesan, tenaga motor kembali naik jadi 8,74 dk,” terang Suar, operatordynotest dari BRT.

Paling mengagetkan ketika sudah ganti knalpot racing. Jajal knalpot R9 atau Racing Generation khusus BeAT. Power naik jadi 10,3 dk.

Berarti bisa disimpulkan. Kapasitas mesin sudah naik harus diimbangi pembuangan lancar. Kudu pakai pipa buang racing supaya hasilnya memuaskan. Power yang sudah besar ini hanya pakai tiga part. Paket bore up Kawahara, CDI BRT dan knalpot R9. Kondisi ruang bakar belum dilakukan pelebaran squish.

Termasuk karburator dan spuyer masih standar pabrik. Karena dari hasil pengukuran AFR (Air Fuel Ratio), menggunakan spuyer standar masih basah. Padahal tetap menggunakan boks filter namun sudah lepas filter kertasnya.

Pada saat tes dilakukan, juga belum dilakukan penggantian kem. Jika menggunakan kem racing macam Kawahara K1, kenaikan power diyakini akan bisa lebih besar lagi. Diperkirakan bisa nambah 1,5 dk lebih. Minggu depan kita lanjut tes kem juga ya. Apalagi jika diikuti dengan pembesaran lubang porting. Tenaga mesin bakal ikut melonjak.

Tes di atas memang ditujukan buat yang masih awam. Artinya, walau mekanik pemula pun bisa melakukan pemasangan paket bore up itu. Tidak perlu korek juga sudah oke. Untuk yang pengin atau tetap masih menggunakan knalpot standar juga bisa. Biar hasilnya bagus, tentu harus dibobok.


 Kem bakal di test lagi
Bisa Untuk Balap

Paket bore up seharga Rp 850 ribu ini bisa dipakai untuk balap. Selain mengusung piston enteng, juga sudah jenong. Selain itu juga, mudah mendongkrak tenaga. Kalau mau dipakai untuk kelas 130 open juga bisa.

Kondisi sekarang sudah 10,31 dk. Kalau diikuti penggantian klep gede dan kem racing bisa nambah 2,5 dk. Power jadi 10,31 + 2,5 dk = 12,81 dk. Jika diikuti pengunaan karburator PE 28 bakal melonjak lagi. Dari hasil tes yang pernah dilakukan, penggunaan karburator 28 bisa naik 2 dk. Tenaga total yang dihasilkan 12,81 + 2 dk = 14,81 dk.

Power 14,81 dk sudah bersaing dengan tim-tim papan atas di ajang Matic Race. “Dari hasil pengukuran dynotest Dinojet 250i, rata-rata BeAT 130 open milik tim-tim besar 14,6 dk,” jelas Suar yang sudah banyak tes matik.

Selasa, 22 Februari 2011

IMI Jabar, Atlet PON Jabar Terbentuk



Wajar seandainya pengprov IMI Jabar dinobatkan sebagai salah satu pengprov IMI paling baik. Pasalnya arah pembinaan dan penghargaan kepada atlet Jawa Barat dikemas dengan apik. Salah satunya dengan adanya acara Malam Prestasi Atlet Otomotif IMI Jawa Barat 2010 yang dilangsungkan di Hotel The Ardjuna, Bandung (27/1) silam. Di event ini jugalah diumumkan pembentukan dan program atlet PON Jabar (cabang balap motor).

Sebanyak lebih dari 50 bentuk penghargaan disiapkan oleh IMI Jabar untuk atlet yang berprestasi. "Semoga dengan adanya penghargaan ini, atlet otomotif Jabar semakin terpacu lagi untuk berprestasi," ucap Oke D. Junjunan, ketua pengprov IMI Jabar yang telah menjabat sebanyak 2 kali.

Penghargaan bagi atlet otomotif dengan Kartu Tanda Penduduk Jabar ini tak hanya berlaku bagi mereka yang bermain di ajang kejuaraan nasional saja. Namun juga kejuaraan daerah. Karena, menurut Oke, tumbuh kembangnya prestasi atlet di ajang nasional akan dimulai dari kejuaraan daerah. Jika kemudian bersinar juga di ajang nasional, IMI Jabar patut bangga dengan prestasi atletnya tersebut.
 
Jika kejuaraan daerah dan nasional saja diberi penghargaan, terlebih bagi atlet yang berhasil di tingkat internasional. Seperti Jeffry Ibrahim yang mendapat penghargaan khusus karting internasional karena berada di posisi 3 Rotax Master. Sayang saat pemberian anugerah di malam tersebut, Jeffry tidak dapat hadir.

Bagi yang tak bermain di ajang kejurda, kejurnas atau internasional, namun tetap atlet otomotif Jabar, tak perlu kecil hati. Karena IMI Jabar tetap member penghargaan. Contohnya yang diterima oleh 2 klub adventure off-road, Khesena Off-road dan I'am Jeep Galunggung. Bahkan bagi pelajar dan mahasiswa sekalipun mendapat penghargaan.

Selain malam penganugerahan, dibentuk pula tim untuk berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 mendatang. Duta yang akan membela tim Jabar tersebut diantaranya Anggi Permana Putra yang sukses di Motoprix 2010 dan Rudi Hadinata.

Irvan Octavian dari bidang pembinaan dan prestasi pengprov IMI Jabar sudah memiliki program untuk atlet yang akan berlaga di PON tersebut. "Akan ada program untuk fisik dan mental pembalap. Bersifat secara berkesinambungan," ucapnya.

Hal ini juga sesuai dengan program kerja yang sudah disusun oleh Oke Junjunan. "Kita akan dorong atlet PON untuk terus berprestasi. Awalnya di tingkat kejurda dan kejurnas," ucap pria yang juga berbisnis di bidang properti ini.

Program kerja Oke juga menyangkut pada pemberdayaan beberapa sirkuit yang sudah ada. Sirkuit permanen yang ada di Subang, akan terus dikembangkan dan dibangun sampai pada puncaknya pada 2013. Secara struktur trek sudah memadai, tinggal pembenahan yang lainnya. Seperti pemagaran yang sudah mulai dikerjakan, pembangunan tribun penonton yang juga telah selesai. Demi merawat trek tersebut, rencananya akan digelar balap di trek tersebut paling sedikit 2 event.

Balap lainnya akan tetap diselenggarakan di daerah Tasikmalaya, Sentul, Cirebon, Kuningan atau Indramayu.• ***

Sabtu, 19 Februari 2011

bikin mio bore 150 cc




Bak panas setahun diguyur hujan sehari, sueger tenan. Itu gambaran yang pas buat speedgoes dengan skutik. Bagaimana tidak, event balap resmi yang ditunggu-tunggu sebagai wujud eksistensi dunia balap motor akhirnya terselengara juga.

“Waktu penyelenggaraan pertama pada akhir Desember 2008 lalu, kelas Bore-up 150 cc Pemula termasuk yang banyak diikuti peserta. Yamaha Mio jadi skutik yang paling banyak turun di kelas itu,” ucap Fredy, pihak penyelenggara balapan.

Tetarik ikutan? Yuk kita persiapkan Mio buat bisa fight abis di kelas itu. Tentu dengan mengacu pada aturan yang sudah disepakati bersama. Untuk persiapan pertama konsentrasi pada pembesaran ruang bakar ya.

Menurut beberapa mekanik yang doyan otak-atik skutik, ada 2 cara yang bisa diakukan agar kapasitas mesin 113,7 cc punya Mio bisa sesuai regulasi kelas bore-up 150 cc pemula.

"Pertama dengan murni menaikkan diameter piston Mio yang standarnya 50 mm. Langkah berikutnya dengan memadukan pembesaran diameter piston dengan memperpanjang langkah,” terang Aldhie, mekanik sekaligus pemilik Bike.rider Shop di Kalimalang, Jaktim.

Pakai Piston 57 mm
Untuk cara pertama, ukuran piston yang bisa dipakai melengserkan standar Mio, yang berdiameter 57 mm. Dengan perhitungan (1/4 x 3,14 x(57)² x 57,9): 1000, maka didapat kapasitas mesin Mio sekarang jadi 147,67 cc.

Menjejalkan piston gede, bikin liner standar juga mesti dirumahkan. “Gantinya liner yang sesuai sama piston itu, misal pakai punya Suzuki Thunder 125,” kata pria berkulit putih ini.

Selain bawaan Thunder 125, piston Honda GL Neo Tech & Yamaha V-Ixion bisa dipakai buat naikkan cc Mio. Oh ya, enggak hanya boringnya yang mesti diganti saat mengapliaski cara pertama ini.

Khusus pakai piston Thunder dan V-Ixion, penyesuaian pada diameter pin juga mesti dilakukan. Pasalnya bawaan Mio 15 mm dan pin Thunder juga V-Ixion 14 mm.

Butuh pengerjaan 5 sampai 7 hari
Perbesar Piston + Naik Stroke
Langkah kedua ini, kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5. Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc.

Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama. “Karena mesti ada prosesi belah mesin buat pasang stroker baru,” urai Joko, mekanik dari Pakde Motor di Depok, Jabar.

Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin.